Kamis, 02 Juli 2015

RETENSIO PLASENTA


A. DEFINISI
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebih waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus ini termasuk patologi karna nyeri lahir yang kurang kuat (BUKU KEBIDANAN KOMUNITAS . Teori , aplikasi, dan Askeb. Penulis Elisabeth Siwi Walyani, Amd.Keb)
     
B. JENIS-JENIS RETENSIO PLASENTA
Retensio plasenta terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
  1. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasentsehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
  2. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai sebagian lapisan miometrium
  3. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/melewati lapisan miometrium
  4. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus
  5. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri (Cuningham, 2011).
     C. PENYEBAB
      Retensio plasenta disebabkan oleh :
Penyebab gangguan ini adalah retensio (nyeri lahir yang kurang kuat) dan nikarserasi (spasme pada daerah isthmus serviks karena kelebihan dosis obat analgetic). Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya plasenta tidak lahir spontan dan tidak yakin apakah plasenta lengkap. (KEBIDANAN KOMUNITAS thn, 2011 penulis Ratna Dewi Pudiastuti)

D.    PENANGANAN

A. Retensio Plasenta Dengan Separasi Parsial
-           Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil.
-          Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan bila ekpulsi plasenta tidak terjadi, cobakan traksi terkontrol tali pusat.
-          Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 50 cc Ns/RL dengan 40 tetesan/menit. Bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400 mg rektal.
-          Bila troksi terkontrol gagal, lahirkan plasenta secara hati-hati dan halus.
-          Lakukan tranfusi darah bila diperlukan.
-          Berikan antibiotika profilaksis (ampisilin 29 Iv/oral dan metronidazol 20 l g supositorial/oral).
-          Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok neurogenik.

B. Plasenta Inkarserata

ü  Tentukan diagnosis kerja melalui anamnesis, gejala klinik dan pemeriksaan.
ü  Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk menghilangkan kontruksi servik dan melahirkan plasenta .
ü   Pilih fluathane atau eter untuk kontruksi servik yang kuat tetapi siapkan infus oksitosis 20 IV dalam 500 mg NS/RL dengan 40 tetes/menit untuk mengantisipasi ganguan kontraksi yang disebabkan bahan anestesi tersebut.
ü  Bila prosedur anestesi tidak tersedia tetapi serviks dapat dilalui oleh cunam ovum. Lakukan manuver sekrup untuk melahirkan plasenta. Untuk prosedur tersebut berikan analgesik (tramadol 100 mg IV atau pethidme 50 mg IV dan sedatif (diazepam 5mg IV) pada tabung suntik terpisah.

C. Plasenta Akreta


Tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan luar adalah ikutnya fundus/korpus apabila tali pusat ditarik. Pada pemeriksaan dalam, sulit ditentukan tepi plasenta karena implantasi yang dalam upaya yang dapat dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah menentukan diagnosis, stabilitas pasien dan rujuk ke RS.

Sumber : Fauziyah,  Yulia.2012.Obstetri Patologi.Nuha Medika:Yogyakarta
Siwi elisabeth walyani, Amd.Keb.2014.Materi ajar lengkap Kebidanan Komunitas. CetakanI.PUSTAKABARUPRESS: Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar