Senin, 29 Juni 2015

BERCAK MONGOL


A.    DEFINISI

Bintik Mongolia, daerah pigmentasi biru-kehitaman, dapat terlihat pada semua permukaan tubuh, termasuk pada ekstremitas. Bercak ini lebih sering terlihat di punggung dan bokong.
Bercak mongol adalah bercak datar normal berwarna
hijau kebiruan atau abu kebiruan, paling sering muncul pada daerah punggung, bokong, tapi dapat pula ditemukan pada bagian tubuh lain. Memiliki bermacam ukuran dan bentuk, tidak memiliki hubungan dengan penyakit tertentu.kebanyakan akan memudar pada usia 2 atau 3 tahun, walaupun bekas nya akan bertahan sampai dewasa.

Bercak mongol terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda lebam. Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan bahu.




B.     Etiologi

Bercsk mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari Krista neuralis ke epidermis. Lebih dari 80% bayi yang berkulit hitam. Orang timur dan india timur memiliki lesi ini, sementara kejadian pada bayi yang kulit putih kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat yang tidak bisa cenderung tidak menghilang.


C.     Gejala klinis

Tanda lahir ini  biasa nya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga di temukan pada kaki,punggung, pinggang, dan pundak. Bercak mongl juga bervariasi dalam ukuran,dari sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak mongol.

Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung, bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya. Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai

1)      Luka seperti pewarnaan

2)      Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal.

3)      Area datar dengan bentuk yang tidak teratur.

4)      Biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun.

5)      Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.

D.    Penatalaksaan

Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertamasehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa.

Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang atara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak  mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasa nya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alas an estetik. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan menggunakan sinar laser.

Penatalaksaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol. Menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahay serta tidak memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas.

Sabtu, 27 Juni 2015

IMUNISASI VAKSIN INFLUENZA


A.    Pengertian

Imunisasi adalah bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita.

Penyakit influenza merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh virus influenza yang sering kita jumpai. Penyakit infuenza mudah menular dari satu orang ke orang lain
disekitarnya dan sering menyebabkan epidermi musiman setiap tahun.Vaksin flu efektif 70-90 % dalam mencegah penyakit flu. Vaksin flu melindungi terhadap 3 virus influenza yang umum. Namun vaksin flu tidak dapat melindungi dari infeksi virus bukan influenza seperti virus penyebabfilek. Banyak orang yang salah mengira bahwa mereka tidak akan sakit sama sekali jika mereka mendapat vaksin flu.tetapi bagi mereka yang telah di vaksin flu tentunya akan terlindung dari virus influenza yang umumdalam musim flu.




B.     Manfaat vaksin influenza

1.      Dapat secara potensial menyelamatkan hidup kelompok orang yang beresiko tinggi.

2.      Bagi kelompok orang yang beresiko tinggi :

·         Pada anak- anak menunjukkan efektifitas 77- 91 % untuk mencegah gejala akibat influenza dan kesakitan akibat virus influenza.

·         Pada usia lanjut terbukti menurunkan angka rawat inap rumah sakit akibat influenza

·         Pada anak-anak dengan kondisi asma, terbukti menurunkan 22- 41 % asma akut selama musim influenza.

·         Pada penderita kencing manis terbukti menurunkan angka rawat inap rumah sakit atau angka kematian sebesar 72 % pada pasien diabetes untuk usia 18-54 tahun

·         Pada pasien dengan riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah dapat menurunkan kejadian stroke sampai 55 %

3.         Menurunkan angka kesakitan yang disebabkan karena influenza dan menurunkan angka rawat inap di Rumah sakit.

4.         Mencegah absensi kerja atau sekolah

5.         Meningkatka kualitas hidup

6.         Mengurangi resiko penularan terhadap anggota keluarga teman atau pun rekan kerja

7.         Mencegah kematian dini yang tidak kita harapkan


C.    Jenis vaksin influenza

Berdasarkan data epidemiologi virus influenza dan geografis penyebarannya. Maka WHO merekomendasikan 2 jenis vaksin influenza yaitu vaksin influenza untuk belahan bumi utara dan vaksin  influenza untuk belahan bumi selatan yang disesuaikan dengan iklim dan musim yang sedang berlangsung di kedua tempat tersebut.

Untuk di indonesia karena letak geografisnya berada di garis katulistiwa maka bisa memilih mau menggunakan jenis vaksin influenza yang Southern ataupun Northern Hemiaphere. Karena kedua jenis vaksin influenza ini sama baik dan efektifnya ini disebabkan karena jenis virus yang beredar di daerah belahan bumi utara dan belahan bumi selatan juga bisa ditemukan di daerah garis katulistiwa dan secara ilmiah ditemukan juga adanya perlindungan silang antara kedua jenis vaksin tersebut.


D.    Efek samping vaksinasi Flu

Reaksi yang mungkin terjadi adalah reaksi ringan akibat injeksi seperti rasa sakit dan kemerahan pada tempat suntikan, nyeri otot  ringan atau demam . Reaksi tersebut bertahan satu sampai tiga hari.


E.     Siapa saja yang sebaiknya  di vaksinasi influenza

1.      Setiap orang sehat yang ingin terlindung dari influenza

2.      Anak sejak usia 6 bulan

3.      Petugas kesehatan seperti dokter, perawat,, bidan dan tenaga kesehatan lain yang sering berhubungan dengan orang sakit dan bekerja di lingkungan rumah sakit

4.      Usia lanjut

5.      Penderita penyakit kronik seperti diabetes, hipertensi, asma, jantung, stroke, sakit ginjal,penyakit hati, kanker, anemia dll.

6.      Ibu hamil dan menyusui

7.      Penderita dengan gangguan sistem pertahan tubuh seperti HIV

8.      Seseorang yang akan berpergian ke daerah dimana influenza saat itu sedang beredar.

9.      Seseorang yang merawat anak seperti baby sister


F.     Waktu pemberian vaksinasi influenza

Sebaiknya dilakukan  setiap tahun pada waktu atau bulan yang sama dengan tujuan agar vaksin yang dipergunakan adalah selalu sama tidak berganti ganti setiap kali vaksinasi dilakukan.

G.    Siapa yang sebaiknya tidak mendapat vaksin flu ?

1.      Seseorang yang memiliki reaksi alergi terhadap vaksin di masa lalu

2.      Alergi terhadap telur, namun pada penelitian terakhir membuktikan bahwa vaksin influenza tetap aman dan bisa diberikan untuk mereka yang alergi terhadap telur dan produk asal telur.

3.      Riwayat sindrom suatu penyakit autoimun serius yang menyerang saraf

4.      Demam


Nany ,Vivian Lia Dewi.2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta,Salemba Medika
http://www.dokterkuonline.com



ASFIKSIA NEONATURUM

 
Asfiksia neonaturum adalah keadaan bayi dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan terarur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan terakhir dengan hipoksia, hiperkapni dan berakhir dengan asidosis.
a.    Etiologi
1)      Faktor ibu
·  Hipoksia ibu dan gangguan aliran darah uterus

·  Pre-eklamsia dan eklamsia
·  Perdarahan antepartum
·  Partus lama
·  Demam selama hamil
·  Infeksi berat (malaria,sifilis dan TBC)
·  Postmature

2)      Faktor plasenta

Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.


3)      Faktor fetus

·  Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darrah umbilikus dan menghambat pertukaran as antara ibu dan janin.

·  Lilitan tali pusat

·  Tali pusat pendek

·  Simpul tali pusat

·  Prolapsus tali pusat


4)      Faktor neonatus

·  Bayi prematur

·  Mekonium dalam ketuban

·  Depresi pusat penapasan pada bayi baru lahir yang terjadi karena beberapa hal, yaitu: pemakaian obat anestesi/analgetik yang berlebihan pada ibu secara dapat menimbulkan depresi pusat pernapasan janin, trauma yang terjadi pada persalinan, kelainan kongenital pada bayi.


5)      Klasifikasi Asfiksia neonaturum

1)      Vigorous baby

Skor apgar 7-10. Dalam hal ini bayi dia anggap sehat dan tidak memerluka tindakan istimewa.

2)      Mild-moderate asphyxia (asfiksia sedang)

Skor apgar 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot buruk, sinosis berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilita tidak ada.

3)      Asfiksia berat

Skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot buruk, sinosis berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilita, tidak ada.


6)      Pencegahan asfeksia neonaturum

Pencegahan, eliminasi dan antisipasi terhadap faktor-faktor risiko asfeksia neonaturum menjadi prioritas utama. Bila ibu memiliki faktor risiko yang memungkinkan bayi lahir dengan asfiksia, maka langkah-lngkah antisipasi harus dilakukan. Pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan seperti anjuran WHO untuk mencari dan mengelminasi faktor-faktor risiko.

Bila bayi berisiko lahir prematur yang kurang dari 34 minggu, pemberian kortikosteroid 24 jam sebelum lahir menjadi prosedur rutin yang dapat membantu maturasi paru-paru bayi dan mengurangi komplikasi sindroma distres pernafasan.


7)      Penatalaksanaan

Penatalaksanaan khusus pada bayi asfiksia neonaturum, adalah dangan tindakan resusitasi segera setelah lahir. Resusitasi setelah lahir adalah upaya untuk membuka jalan nafas, mengusahakan agar oksigen masuk tubuh bayi dengan meniupkan nafas ke mulut bayi (resusitasi pernafasan), menggerakkan jantung (resusitasi jantung) sampai bayi mampu bernafas spontan dan jantung berdenyut spontan secara teratur.

Resusitasi dilakukan sesuai dengan tahapan resusitasi dengan sangat tergantung pada derajat asfiksia (ringan,sedang atau berat), keadaan tidak bernafas disertai gangguan fungsi jantung, keadaan tidak bernafas dengan jantung tidak berdenyut serta ada tidaknya aspirasi mekonium. Pada asfiksia berat diperlukan pemasangan endotracheal tube. Natrium bikarbonat hanya diberikan pada keadaan asidosis metabolic dan diberikan secara hati-hati, karena cairan ini bersifat hipertonis yang memudahkan terjadinya perdarahan intracranial.

Selain tindakam resusitasi, bayi dengan asfiksia neonaturum juga membutuhkan terapi suportif dan terapi medikamentosa. Terapi suportif diberikan dalam bentuk cairan infuse dextrose 5-10% untuk mencegah hipoglikemi, cairan elektrolit dan pemberian oksigen yang adekuat. Terapi medikamentosa dimaksudkan untuk mencegah terjadi nya edema cerebri dengan pemberian kortikosteroid (masih kontroversi) dam Phenobarbital untuk melokalisir perdarahan dan mengurangi metabolisme.